بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Beberapa hari lagi kita harus berpisah dengan Bulan Ramadhan,bulan yang penuh berkah ,rahmat dan ampunan dari Allah swt.
yang tentu saja kita akan memasuki bulan baru yaitu bulan Syawal.yang sekaligus pada tanggal 1 syawal merupakan hari raya ‘Idul fitri .
maka pada kesempatan ini kami InsyaAllah akan menyampaikan tentang berita yang berkaitan erat dengan keputusan ini dan akan berusaha mengupdate tulisan ini hingga pada hari H
sudah jauh-jauh sebelumnya Organisasi Massa,Muhammadiyah dan Persis sudah memutuskan bahwa 1 syawal 1430 bertepatan dengan tanggal 20 september 2009
berikut kutipannya:
Keputusan PP Muhamadiyah
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kamis (23/07/2009) melalui Maklumat Nomor : 06/MLM/I.0/E/2009
Selain penetapan 1 Ramadhan, Maklumat tersebut juga memuat penetapan 1 syawwal 1430 H jatuh pada hari Ahad Legi tanggal 20 September 2009
Download File Maklumat
Keputusan PP PERSIS
Surat Edaran bernomor 2015/JJ-C.3/PP/2009 ini juga berisi tentang penentapan hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha 1430 H. Keputusan yang dihasilkan ini merujuk kepada Almanak Persis tahun 1430 H sebagai hasil perhitungan dan Rukyat Persis yang isinya sebagai berikut:
1. Awal Ramadhan 1430 H; tanggal 1 Ramadhan 1430 H jatuh pada hari Sabtu, tanggal 22 Agustus 2009 M. · Ijtimak akhir Sya’ban 1430 H, hari Kamis tanggal 20 Agustus 2009 pukul 17.02’40” WIB.· Ketinggian Hilal waktu Maghrib di Pelabuhanratu: -1°10’.42,2”, di Jayapura -3°25’53,7” 2. ‘Iedul Fithri 1430 H; tanggal 1 Syawwal 1430 H jatuh pada hari Ahad, tanggal 20 September 2009 M. · Ijtimak akhir Ramadhan 1430 H, hari Sabtu tanggal 19 September 2009 pukul 01.45’.42” WIB. · Ketinggian Hilal waktu Maghrib di Pelabuhan Ratu: 5°24’8,3”, di Jayapura 3°28’14,0”
Keputusan PBNU
berdasarkan yang dirilis oleh situs resmi PBNU Kepastian hari raya Idul Fitri atau tanggal 1 Syawal 1430 H masih menunggu hasil rukyatul hilal yang diadakan pada saat Matahari terbenam pada 29 Ramadhan atau 19 November 2009. Hasil rukyatul hilal ini kemudian dilaporkan dalam Sidang Itsbat atau penetapan bersama Departemen Agama.
Data dalam Almanak PBNU yang diterbitkan Pengurus Pusat Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) untuk Markaz Jakarta menunjukkan, posisi hilal atau bulan sabit pada saat diadakan rukyatul hilal sudah mencapai ketinggian 5,38 derajat di atas ufuk.
Berdasarkan kriteria imkanur rukyah atau visibilitas pengamatan, hilal dalam ketinggian itu sudah mungkin untuk dirukyat. Jika dapat dirukyat maka dipastikan sidang itsbat akan menetapkan Ramadhan hanya 29 hari dan 1 Syawal jatuh pada 20 September 2009.
Namun demikian berbagai kemungkinan masih terjadi. Jika hilal tidak terlihat, misalnya karena terhalang awan maka akan dipakai kaidah istikmal atau penyempurnaan bulan Ramadhan menjadi 30 hari sehingga tanggal 1 Syawal akan jatuh pada hari berikutnya, Senin 21 September 2009.
Menurut Ketua Pengurus Pusat Lajnah Falakiyah NU KH Ghazalie Masroeri, pihaknya akan mengkoordinir pelaksanaan rukyatul hilal di sedikitnya 55 titik strategis seluruh Indonesia.
“Ada 99 kader perukyat nasional yang bersertifikat yang tersebar di beberapa titik yukyat, juga para kiai dan ustadz yang biasa melakukan rukyat. Semoga rukyat berjalan lancar,” katanya dihubungi NU Online, Jum’at (11/9).
PWNU Jatim Perkirakan Idul Fitri 20 September
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur memperkirakan Idul Fitri 1430 Hijriah akan jatuh pada 20 September. Sedang pemerintah memprediksi pada 21 September.
“Kemungkinan sama itu terjadi karena tinggi hilal berkisar 5-8 derajat dan tergolong imkanur rukyat,” kata koordinator Tim Rukyat PWNU Jatim, Sholeh Hayat, di Surabaya, Senin (14/9).
Namun, katanya, PWNU Jatim akan tetap menurunkan tim rukyatul hilal di 9 lokasi, karena Nabi Muhammad memerintahkan berpuasa dan berbuka dengan rukyatul hilal (melihat hilal atau bulan usia muda sebagai penanda pergantian kalender).
“Idul Fitri tahun ini sangat dimungkinkan bersamaan antara NU, Muhammadiyah, dan pemerintah, karena indikasi ke arah itu cukup kuat sekali,” katanya.
Indikasi kuat itu didukung hisab (perhitungan astronomis) ulama NU, Muhammadiyah, ahli hisab independen yang mencapai imkanur rukyat.
“Imkanur rukyat adalah kesepakatan Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura tentang ketinggian minimal untuk melihat hilal, yakni minimal 2 derajat,” katanya.
Padahal, katanya, hasil hisab tahun ini menunjukkan bahwa ijtimak (pertemuan rembulan dan bumi dalam satu garis untuk menandai awal kalender) terkait akhir Ramadhan terjadi pada hari ke-30 puasa atau 20 September.
“Saat ijtimak itu, tinggi hilal pada hari Sabtu (19 September 2009) setelah ghurub (matahari terbenam) antara 5-8 derajat, sehingga sudah masuk kategori imkanur rukyat,” katanya.
Karena itu, katanya, PWNU Jatim memperkirakan Hari Raya Idul Fitri akan bersamaan waktunya antara NU, Muhammadiyah, dan pemerintah.[nu.or.id]
Keputusan PP Al irsyad
berdasarkan press release Pimpinan pusat Al irsyad-al Islamiyah Ijtima’ pada hari Sabtu, 19 September 2009 pukul 01.40 WIB tingi hilal mar’i pada saat matahari ghurub hari Sabtu 19 September 2009 ialah 6º03’.
Lama hilal di atas ufuk 25 menit Hasil hisab besarnya 0,007985
Jarak azimuth hilal dan azimuth matahari 7º09’44″.
InsyaAllah pada saat itu hilal dapat dirukyat.
Tanggal 1 Syawal 1430 H jatuh pada hari Ahad 20 September 2009
Menag: Lebaran Mungkin 20 September
Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1430 Hijriah kemungkinan akan jatuh pada Ahad (20/9). Hal ini berarti lebih cepat satu hari dari penetapan kalender masehi yang selama ini mencantumkan Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Senin (21/9).
“Mudah-mudahan sama dengan Muhammdiyah, tanggal 20 (September) lebaran,” kata Menteri Agama, Maftuh Basyuni, di gedung DPR, Jakarta, Senin (21/9).
Namun, menurut Maftuh, penetapan 1 Syawal 1430 Hijriah tetap menunggu hasil sidang Isbat yang akan dilaksanakan ada Sabtu (19/9). Mengapa pemerintah memperkirakan 1 Syawal akan jatuh pada Ahad (20/9)? Maftuh menjawab, pemerintah memperkirakan hilal sudah berada di atas ufuk tiga sampa lima derajat pada tanggal 19 September. “Kecuali ada mendung sehingga hilal tidak terlihat,” kata Maftuh.
Sidang Isbat sendiri, terang Maftuh akan dilaksanakan pada 19 September 2009 pukul 16.30 WIB. Guna melihat hilal, sidang isbat akan menggunakan alat-alat canggih dari observatorium Boscha, LIPI, dan Menkominfo. [republika]
Ketua Mui : kemungkinan besar 1 Syawal jatuh pada Ahad, 20 September 2009
Majelis Ulama Indonesia menyatakan dalam penetapan 1 Syawal selalu berdasarkan sidang itsbat yang dilakukan Departemen Agama bersama ormas-ormas Islam.
“Sidang itsbat akan dilakukan pada 19 September, berdasarkan 29 Ramadhan. Kami menunggu dari situ,” kata salah satu ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma’ruf Amin dalam keterangan pers di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta, Selasa 15 September 2009.
Namun, tambah dia, kemungkinan besar 1 Syawal jatuh pada Ahad, 20 September 2009. “Karena hilal pada Sabtu malam sudah mencapai 3 derajat sampai 5 derajat,” kata dia.
Kemungkinan juga tak ada perbedaan pelaksanaan hari raya Idul Fitri. “Karena sudah di atas 2 derajat, kemungkinan semua akan menetapkan hari Ahad adalah hari raya. Kemungkinan tak ada perbedaan,” tambah dia.
Dijelaskan Ma’ruf, perbedaan selama ini terjadi karena letak hilal. “Perbedaan selama ini karena hilal di bawah dua derajat,” tambah dia. Sementara, Ketua Umum MUI Umar Shihab mengatakan ahli hisab maupun ahli rukyat punya argumen masing-masing dalam menetapkan 1 Syawal. ‘”Itu menyangkut keyakinan, tidak bisa dipaksakan,” kata dia.
Namun, tambah dia, jika ada hisab jdan rukyat, jangan dibesar-besarkankan perbedaannya. “Karena perbedaan bisa memecah belah persatuan. Seharusnya perbedaan itu jadi hikmah dan berkah,” tutur Umar.[vivanews]
Keputusan Sidang Isbath
untuk mengetahui hasil keputusan sidang Isbath dan menentukan 1 syawal 1430 maka kita harus menunggu hasil sidang Isbath tersebut pada tanggal 19 september 2009
sumber : diolah dari berbagai sumber
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Beberapa hari lagi kita harus berpisah dengan Bulan Ramadhan,bulan yang penuh berkah ,rahmat dan ampunan dari Allah swt.
yang tentu saja kita akan memasuki bulan baru yaitu bulan Syawal.yang sekaligus pada tanggal 1 syawal merupakan hari raya ‘Idul fitri .
maka pada kesempatan ini kami InsyaAllah akan menyampaikan tentang berita yang berkaitan erat dengan keputusan ini dan akan berusaha mengupdate tulisan ini hingga pada hari H
sudah jauh-jauh sebelumnya Organisasi Massa,Muhammadiyah dan Persis sudah memutuskan bahwa 1 syawal 1430 bertepatan dengan tanggal 20 september 2009
berikut kutipannya:
Keputusan PP Muhamadiyah
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kamis (23/07/2009) melalui Maklumat Nomor : 06/MLM/I.0/E/2009
Selain penetapan 1 Ramadhan, Maklumat tersebut juga memuat penetapan 1 syawwal 1430 H jatuh pada hari Ahad Legi tanggal 20 September 2009
Download File Maklumat
Keputusan PP PERSIS
Surat Edaran bernomor 2015/JJ-C.3/PP/2009 ini juga berisi tentang penentapan hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha 1430 H. Keputusan yang dihasilkan ini merujuk kepada Almanak Persis tahun 1430 H sebagai hasil perhitungan dan Rukyat Persis yang isinya sebagai berikut:
1. Awal Ramadhan 1430 H; tanggal 1 Ramadhan 1430 H jatuh pada hari Sabtu, tanggal 22 Agustus 2009 M. · Ijtimak akhir Sya’ban 1430 H, hari Kamis tanggal 20 Agustus 2009 pukul 17.02’40” WIB.· Ketinggian Hilal waktu Maghrib di Pelabuhanratu: -1°10’.42,2”, di Jayapura -3°25’53,7” 2. ‘Iedul Fithri 1430 H; tanggal 1 Syawwal 1430 H jatuh pada hari Ahad, tanggal 20 September 2009 M. · Ijtimak akhir Ramadhan 1430 H, hari Sabtu tanggal 19 September 2009 pukul 01.45’.42” WIB. · Ketinggian Hilal waktu Maghrib di Pelabuhan Ratu: 5°24’8,3”, di Jayapura 3°28’14,0”
Keputusan PBNU
berdasarkan yang dirilis oleh situs resmi PBNU Kepastian hari raya Idul Fitri atau tanggal 1 Syawal 1430 H masih menunggu hasil rukyatul hilal yang diadakan pada saat Matahari terbenam pada 29 Ramadhan atau 19 November 2009. Hasil rukyatul hilal ini kemudian dilaporkan dalam Sidang Itsbat atau penetapan bersama Departemen Agama.
Data dalam Almanak PBNU yang diterbitkan Pengurus Pusat Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) untuk Markaz Jakarta menunjukkan, posisi hilal atau bulan sabit pada saat diadakan rukyatul hilal sudah mencapai ketinggian 5,38 derajat di atas ufuk.
Berdasarkan kriteria imkanur rukyah atau visibilitas pengamatan, hilal dalam ketinggian itu sudah mungkin untuk dirukyat. Jika dapat dirukyat maka dipastikan sidang itsbat akan menetapkan Ramadhan hanya 29 hari dan 1 Syawal jatuh pada 20 September 2009.
Namun demikian berbagai kemungkinan masih terjadi. Jika hilal tidak terlihat, misalnya karena terhalang awan maka akan dipakai kaidah istikmal atau penyempurnaan bulan Ramadhan menjadi 30 hari sehingga tanggal 1 Syawal akan jatuh pada hari berikutnya, Senin 21 September 2009.
Menurut Ketua Pengurus Pusat Lajnah Falakiyah NU KH Ghazalie Masroeri, pihaknya akan mengkoordinir pelaksanaan rukyatul hilal di sedikitnya 55 titik strategis seluruh Indonesia.
“Ada 99 kader perukyat nasional yang bersertifikat yang tersebar di beberapa titik yukyat, juga para kiai dan ustadz yang biasa melakukan rukyat. Semoga rukyat berjalan lancar,” katanya dihubungi NU Online, Jum’at (11/9).
PWNU Jatim Perkirakan Idul Fitri 20 September
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur memperkirakan Idul Fitri 1430 Hijriah akan jatuh pada 20 September. Sedang pemerintah memprediksi pada 21 September.
“Kemungkinan sama itu terjadi karena tinggi hilal berkisar 5-8 derajat dan tergolong imkanur rukyat,” kata koordinator Tim Rukyat PWNU Jatim, Sholeh Hayat, di Surabaya, Senin (14/9).
Namun, katanya, PWNU Jatim akan tetap menurunkan tim rukyatul hilal di 9 lokasi, karena Nabi Muhammad memerintahkan berpuasa dan berbuka dengan rukyatul hilal (melihat hilal atau bulan usia muda sebagai penanda pergantian kalender).
“Idul Fitri tahun ini sangat dimungkinkan bersamaan antara NU, Muhammadiyah, dan pemerintah, karena indikasi ke arah itu cukup kuat sekali,” katanya.
Indikasi kuat itu didukung hisab (perhitungan astronomis) ulama NU, Muhammadiyah, ahli hisab independen yang mencapai imkanur rukyat.
“Imkanur rukyat adalah kesepakatan Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura tentang ketinggian minimal untuk melihat hilal, yakni minimal 2 derajat,” katanya.
Padahal, katanya, hasil hisab tahun ini menunjukkan bahwa ijtimak (pertemuan rembulan dan bumi dalam satu garis untuk menandai awal kalender) terkait akhir Ramadhan terjadi pada hari ke-30 puasa atau 20 September.
“Saat ijtimak itu, tinggi hilal pada hari Sabtu (19 September 2009) setelah ghurub (matahari terbenam) antara 5-8 derajat, sehingga sudah masuk kategori imkanur rukyat,” katanya.
Karena itu, katanya, PWNU Jatim memperkirakan Hari Raya Idul Fitri akan bersamaan waktunya antara NU, Muhammadiyah, dan pemerintah.[nu.or.id]
Keputusan PP Al irsyad
berdasarkan press release Pimpinan pusat Al irsyad-al Islamiyah Ijtima’ pada hari Sabtu, 19 September 2009 pukul 01.40 WIB tingi hilal mar’i pada saat matahari ghurub hari Sabtu 19 September 2009 ialah 6º03’.
Lama hilal di atas ufuk 25 menit Hasil hisab besarnya 0,007985
Jarak azimuth hilal dan azimuth matahari 7º09’44″.
InsyaAllah pada saat itu hilal dapat dirukyat.
Tanggal 1 Syawal 1430 H jatuh pada hari Ahad 20 September 2009
Menag: Lebaran Mungkin 20 September
Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1430 Hijriah kemungkinan akan jatuh pada Ahad (20/9). Hal ini berarti lebih cepat satu hari dari penetapan kalender masehi yang selama ini mencantumkan Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Senin (21/9).
“Mudah-mudahan sama dengan Muhammdiyah, tanggal 20 (September) lebaran,” kata Menteri Agama, Maftuh Basyuni, di gedung DPR, Jakarta, Senin (21/9).
Namun, menurut Maftuh, penetapan 1 Syawal 1430 Hijriah tetap menunggu hasil sidang Isbat yang akan dilaksanakan ada Sabtu (19/9). Mengapa pemerintah memperkirakan 1 Syawal akan jatuh pada Ahad (20/9)? Maftuh menjawab, pemerintah memperkirakan hilal sudah berada di atas ufuk tiga sampa lima derajat pada tanggal 19 September. “Kecuali ada mendung sehingga hilal tidak terlihat,” kata Maftuh.
Sidang Isbat sendiri, terang Maftuh akan dilaksanakan pada 19 September 2009 pukul 16.30 WIB. Guna melihat hilal, sidang isbat akan menggunakan alat-alat canggih dari observatorium Boscha, LIPI, dan Menkominfo. [republika]
Ketua Mui : kemungkinan besar 1 Syawal jatuh pada Ahad, 20 September 2009
Majelis Ulama Indonesia menyatakan dalam penetapan 1 Syawal selalu berdasarkan sidang itsbat yang dilakukan Departemen Agama bersama ormas-ormas Islam.
“Sidang itsbat akan dilakukan pada 19 September, berdasarkan 29 Ramadhan. Kami menunggu dari situ,” kata salah satu ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma’ruf Amin dalam keterangan pers di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta, Selasa 15 September 2009.
Namun, tambah dia, kemungkinan besar 1 Syawal jatuh pada Ahad, 20 September 2009. “Karena hilal pada Sabtu malam sudah mencapai 3 derajat sampai 5 derajat,” kata dia.
Kemungkinan juga tak ada perbedaan pelaksanaan hari raya Idul Fitri. “Karena sudah di atas 2 derajat, kemungkinan semua akan menetapkan hari Ahad adalah hari raya. Kemungkinan tak ada perbedaan,” tambah dia.
Dijelaskan Ma’ruf, perbedaan selama ini terjadi karena letak hilal. “Perbedaan selama ini karena hilal di bawah dua derajat,” tambah dia. Sementara, Ketua Umum MUI Umar Shihab mengatakan ahli hisab maupun ahli rukyat punya argumen masing-masing dalam menetapkan 1 Syawal. ‘”Itu menyangkut keyakinan, tidak bisa dipaksakan,” kata dia.
Namun, tambah dia, jika ada hisab jdan rukyat, jangan dibesar-besarkankan perbedaannya. “Karena perbedaan bisa memecah belah persatuan. Seharusnya perbedaan itu jadi hikmah dan berkah,” tutur Umar.[vivanews]
Keputusan Sidang Isbath
untuk mengetahui hasil keputusan sidang Isbath dan menentukan 1 syawal 1430 maka kita harus menunggu hasil sidang Isbath tersebut pada tanggal 19 september 2009
sumber : diolah dari berbagai sumber